Sabtu, 11 Oktober 2014

Askep pada Klien dengan Retinoblastoma

1. DEFINISI

Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut atau batang) atau sel glia yang bersifat ganas (Ilyas S. dkk, 1981)

Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokular yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retino embrional (Mansjoer, 2005).

Retinoblastoma adalah suatu tumor ganas yang mengenai retina pada suatu atau kedua mata( Suriadi dan Rita Yuliani ).

Retinoblastoma adalah  Tumor ganas dalam bola mata  pada anak dan bayi sampai 5 tahun ( Sidarta Ilyas, 2002 ).

Retinoblastoma adalah tumor malignanpada retina yang dijumpaidiantarakasus yang disebabkanolehkelainankromosom yang ditunjukanolehrendahnyakadarenzim esterase D didalamdarah (kamuskeperawatan).

Retinoblastoma adalah tumor ganas elemen-elemen embrional retina. Gangguan ini merupakan tumor ganas utama intra okuler yang terjadi pada anak-anak terutama pada umur di bawah 5 tahun dan sebagian besar didiagnosis antara usia 6 bulan dan 2 tahun. Sebagian besar adalah mutasi sporadis tetapi hampir 10 % herediter. Retinoblastoma dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom. Insiden gangguan ini 1 dalam 15.000 bayi lahir hidup.(Indriana N Istiqomah)


2.  ANATOMI FISIOLOGI
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakanuntuk memberikan pengertian visual.
Organ luar
·                     Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.
·                     Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
·                     Kelopak mata ( Palebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.
Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:
  • Kornea
  • Sklera
  • Pupil dan iris
  • Lensa mata
  • Retina atau Selaput Jala
  • Saraf optik

Retina
Retina  adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 – 2 mm yang  berperan  penting  untuk  tajam penglihatan.  Di  tengah  makula  lutea  terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik,  yang  di  tengahnya  agak  melekuk  dinamakan  eksvakasi  foali.  Arteri  retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik.
Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan, ditambah 4 jenis neuron:
1.   Sel bipolar
2.   Sel ganglion
3.   Sel horizontal
4.   Sel amakrin
Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel muller. Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor.
Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:
1.      Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
2.      Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
3.      Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.
            Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
4.      Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
5.      Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
6.   Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
7.       Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
8.    Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
9.      Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
Warna  retina  biasanya  jingga  dan  kadang-kadang  pucat  pada  anemia  dan iskemia dan merah pada hyperemia.
Untuk  melihat  fungsi  retina  maka  dilakukan  pemeriksaan  subjektif  retina seperti: tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah:
-     Elektroretino-gram (ERG)
-     Elektro-okulogram (EOG)
-     Visual Evoked Respons (VER)

Fungsi Retina
Fungsi  retina  pada  dasarnya  adalah  menerima  bayangan  visual  yang dikirim  ke  otak.  Bagian  sentral  retina  atau  daerah  makula  mengandung  lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada bagian perifer retina.
-     Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi  untuk  sensasi  yang  nyata  (penglihatan  yang  paling  tajam)  dan penglihatan warna.
-     Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya  remang.  Sel  ini  mengandung  pigmen  visual  ungu  yang  disebut rhodopsin.

3.   ETIOLOGI
Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada di dalam pita kromosom bq14bisa karena mutasi atau diturunkan.

     4.    PATOFISIOLOGI



Hospitalisasi

Gangguan rasa aman cemas

Kurangnya pengetahuan

Restiterhadapcidera

Gangguan rasa nyamannyeri

Gangguan persepsi-sensori : visualiasi

Etiologi
Tumor di makula
Strabismus, leukokoria, tanda peradangan di vitreus,endoftalmitis
Segmen anterior mata

Gangguan persepsi-sensori : visualiasi


Gangguan persepsi-sensori : visualiasi

Glaukoma, hipopoin atau hifema
Gangguanpadajaringan retina
Metastasis
                                             

5.  TANDA DAN GEJALA

5.1        Tanda
Funduskopi dengan pupil yang dilebarkan memperlihatkan massa merah muda keputihan yang menonjol keluar dari retina ke dalam ruang vitreous. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glukoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak melalui sklera ke jarinngan orbita dan sinus pranasal, metastasis jauh kes sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kedalam badan kaca. Dipermukaan terdapt neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal.
5.2        Gejala
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata.
a.       Strabismus karena penurunan penglihatan dan apabila letak tumor di makula.
b.      Kadang mata merah yang nyeri
c.       Massa tumor yang makin membesar akan memperlihatkan leukokoria

6..  MANIFESTASI KLINIK

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor dimakula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria (pada pupil), tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifemia. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak (lobusoksipitalis), melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasalketelinga(limpatogen), dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah (hematogen). Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera (lapisanygberadapadadinding abdomen ygnantike organ/melekat), terutama hati.
Kanker retina ini pemicunya adalag faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan infeksi virus. Gejala yang ditimbulkan retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di bagian tengah mata atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila terkena cahaya. Kemudian kelopak mata menurun dan pupil melebar, penglihatan terganggu atau mata kelihatan juling. Tapi apabila stadium berlanjut mata tampak menonjol (eksotalmus). Jadi apabila terihat tanda-tanda berupa mata merah, berair, bengkak, walaupun sudah diberikan obat mata dan pada kondisi gelap terlihat seolah bersinar seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi penyakit retinoblastoma.

7.  KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA

1.      Klasifikasi Retinoblastoma
MenurutIndriana N Istiqomah :
a.       Golongan I
Tumor soliter/multipel kurang dari 4 diameter papil.
Terdapat pada atau di belakang ekuator.
Prognosis sangat baik.
b.      Golongan II
Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil.
Prognosis baik.
c.       Golongan III
Tumor ada di depan ekuator atau tumor soliter berukuran > 10 diameter papil.
Prognosis meragukan.
d.      Golongan IV
Tumor multipel sampai ora serata.
Prognosis tidak baik.
e.       Golongan V
Setengah retina terkena dengan benih di badan kaca.
Prognosis baik.
Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan berdasarkan tempat utama dimana retinoblastoma menyebar sebagai berikut :
1.      Derajat I intraokular
a.       tumor retina.
b.      penyebaran ke lamina fibrosa.
c.       penyebaran ke ueva.
2.      Derajat II orbita
a.       Tumor orbita : sel sel episklera yang tersebar, tumor terbukti dengan    biopsi.
b.      Nervous optikus.
Klasifikasi ekstraokuler menurut Retinoblastoma Study Committee :
Group I : saat enukleasi tumor ditemuka disklera, atau sel tumor ditemukan di emisaria sklera
Group II : tepi irisan N II tidak bebas tumor
Group III : biopsi mengungkapkan tumor sampai dinding orbita
Group IV : tumor ditemukan di cairan serebrospinal
Group V : tumor menyebar secara hematogen ke organ dan tulang panjang.

8.  KOMPLIKASI

Komplikasi dari penyakit retinoblastoma adalah :
1.      Ablasio Retina (Lepasnya Retina)
Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.
2.      Glukoma (Peninggian tekanan bola mata)
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
3.      Kebutaan
4.      Adanya metatase ke :
a.       Lamina kribosa, saraf optik yang infiltrasi ke vaginal scheat sampai ke subarachnoid dan intrakranial menjadi tumor otak.
b.      Jaringan koroid (metastase melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh)
c.       Pembuluh emisari/tumor menjalar ke posterior orbita.
5.      Infiltrasi sel tumor
6.      DM tipe I

9.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.      Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
2.      Pemeriksaan fisik : opthalmoscopy bilateral, foto fundus dimana terdapat gambaran kalsifikasinberupa warna putih dan ablasi retina.
3.      CT scan digunakan untuk melihar perluasan tumor ketulang.
4.      MRI  dapat digunakan untuk melihat perluasan tumor ke nervus optikus.
5.      Pemeriksaan laboratorium meliputi enzim LDH dan esterase-D
6.      Sensitivitas USG mencapai 97 % dan dapat membedakan retinoblastoma dengan retinoprematuritas.
7.      Aspirasi bone marrow


10.          PENATALAKSANAAN 

Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan teutama untuk klien dengan matastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
Jika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada klasifikasi tumor.
a.       Golongan I atau II dengan pengobatan lokal (radiasi, crytherapy, fotokoagulasi laser). Kadang-kadang digabung  dengan kemoterapi.
b.      Jika tumor besar (Golongan IV atau V), mata harus dienukleasi segera. Mata yang tidak terkena dilakukan radiasi sinar-X dan kemoterapi.
Pada tumor intrakuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol, dilakukan enuklasi. Jika tumor telah keluar bulbus okuli tetapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi dan kemoterapi. Klien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20-90 % klien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer terutama osteosarkoma.








KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
1.      Identitas klien
Meliputi nama,umur, jenis klemin, status perkawinan, agama, suku bangsa alamat, diagnosa penyakit, tanggal  masuk, tanggal pengkjian, nomor medikal record.
2.      Identitas penanggung jawab
Meliputi, nama, umur, jenis klemin, hubungan dengan klien,  status perkawinan, agama, suku bangsa, alamat.
3.      Riwayat kesehatan
a.       Keluhan utama
Keluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan, demam, kurang nafsu makan, gelisah,dannyeri pada mata.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Perlu dikaji apakah ditemukan suatu gejala yang menimbulkan suatu penyaki dengan menggunakan metode PQRST.
c.       Riwayat kesehatan dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien yang berhubungan dengan timbulnya retinoblastoma yaitu adanya miopi tinggi, retinopati, trauma pada mata.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarganya yang menderita penyakit seperti ini. Retinoblastoma  bersifat  herediter  yang  diwariskan  melalui  kromosom, protein  yang  selamat  memiliki  kemungkinan  50  %  menurunkan  anak  dengan retinoblastoma, atau penyakit yang lain yang bersifat kronis, dan apakah ada riwayat penyakit keturunan.
4.      Pemeriksaan fisik
a.       Kesadarn umum
Mengkaji tingkat kesadran dan mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)


b.      Pemeriksaan Khusus Mata
a)      Gejala dini mata nampak juling, jika tumor sudah membesar, maka akan menonjol sampai keluar bola mata. Dalam keadaan demikian biasanya mata sudah rusak sama sekali. Mata merah, rasa sakit yang diiringi oleh glaukoma dan pelepasan retina.
b)      Pemeriksaan tajam penglihatan
Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga  dapat  merusak  semua  organ  di  mata  yang  menyebabkan  tajam penglihatan sangat menurun.
c)      Pemeriksaan gerakan bola mata
Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling.
d)     Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal
Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea,   bilik   mata   depan,   iris,   lensa   dan   pupil.   Pada retinoblastoma didapatkan:
·         Leukokoria, Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.
·         Hipopion, Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.
·         Hifema, Yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan
·         Uveitis
e)       Pemeriksaan Pupil
Jika penyakit sudah lanjut dan meluas ke hampir seluruh retina, maka pada mata klien tampak leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih / mata kucing amaurotik), yaitu adanya refleks kuning, putih atau abu-abu merah di pupil. merupakan keluhan dan   gejala yang paling sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastomadan biasanya pupil setengah melebar sertatidak bereaksi terhadap cahaya.
f)       Pemeriksaan funduskopi
Menggunakan  oftalmoskopi  untuk  pemeriksaan  media,  papil  saraf optik, dan retina. Refleksi tak ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca.
g)      Pemeriksaan tekanan bola mata
Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat.

B.     DIAGNOSA
1.   Gangguan rasa nyaman nyeriberhubungandenganproses penyakitnya.
2.   Gangguan presepsi sensori penglihatanberhubungandengangangguanpenerimaan sensori dari organ penerima.
3.   Gangguan rasa aman cemasberhubungandenganperubahan status kesehatan, adanya nyeri, dan kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan.
4.   Resiko tinggi terhadap cideraberhubungandengan  keterbatasan  lapangpandang.
5.   Kurangnya pengetahuan berhubungandengan  kurangnya informasi mengenai penyakitnya


C.    INTERVENSI
1.      Gangguan rasa nyaman nyeriberhubungandenganproses penyakitnya.
NO
INTERVENSI
RASIONAL
1






2





3



4





5



6




7
Tentukanriwayatnyerimisalnyalokasinyeri, frekuensi, durasi, danintensitas (skala 0-10 )tindakanpenghilangan yang dilakukan.



Evaluasi, sedariterapitertentumisalnya,pembedahan, kemoterapi, radiasi, bioterapi, ajarkanpasienatau orang terdekatapa yang diharapkan.

Berikantindakankenyamanandasarmisal, reposisiaktivitashiburan.

Dorongpenggunaanketerampilanmanajemennyeri(misal, teknikrelaksasi, visualisasi, bimbinganimaginasi,tertawa, music dansentuhanterapeutik).

Evaluasipenglihatannyeri/control nilaiaturanpengobatanbilaperlu.


Kol: kembangkanrencanamanajemennyeridenganpasiendandokter


Berikan analgesic sesuaiindikasimisal, morfindanmetadon.
Informasimemberikan data dasaruntukmengevaluasi. Kebutuhanintervensi :pengalamnnyeriadalah individual yang digabungkandenganbaik, responbaikdanemosional.

Ketidaknyamananrentangmasalahadalah  umum (nyeri, insis, sakitkepalatergantungpadaprosedur/ agen yang digunakan)


Meningkatkanrelaksasidanmembantumemfokuskankembaliperhatian.

Memungkinkanpasienuntukberpartisipasisecaraaktifuntukmeningkatkan rasa Kontrol.



Tujuanadalah control nyerimaksimumdanpengaruh minimum pada AKS.

Rencanaterorganisasimengembangkankesempatanuntuk control nyeripertamadannyerikronis.

Komplikasiseringdarikankermeskisetiap individual berbeda.



2.      Gangguan presepsi sensori penglihatanberehubungandengangangguanpenerimaan sensori dari organ penerima.
NO
INTERVENSI
RASIONAL
1




2



3




4








5







6





7




Tentukanketajamanpenglihatancatatapakah 1 atau ke-2 mataterlibat.


Orientasikanpasienterhadaplingkungan, staff, orang lain dilingkungannya.

Letakkanbarang yang dibutuhkan/posisibelpemanggildalamjangkauan.


Dorongmenekspresikanperasaantentangkehilangan/ kemungkinankehilanganpengluhatan.


  

Lakukantindakanuntukmembantupasienuntukmenanganiketerbatasanpenglihatancth, aturperabot/ mainan, perbaikisinarsuramdanmasalahpenglihatanmalam.


Kol :siapkanintervensibedahsesuaiindikasi, enkulasi.




Pelaksanaankrioterapi, fotokoagulasileserataukombinasisitostatik.

Kebutuhanindividudanpilihanintervensibervariasisebabkehilanganpenglihatanterjadilambatdanprogresif.

Memberikanpeningkatankenyamanandankekeluargaansertamenurunkancemas.

Memungkinkanpasienmelihatobjeklebihmudandanmemudahkanpanggilanuntukpertolonganbiladiperlukan.

Sementaraintervensidinimencegahkebutuhan, pasienmenghadapikemungkinanataumengalamikehilanganpenglihatansebagianatau total. Meskipunkehilanganpenglihatantelahterjadidantakdapatdiperbaiki, kehilanganlanjutdapat di cegah.

Menurunkanbahayakeamanansehubungandenganperubahanlapangpandang/kehilanganpenglihatandanakomodasi pupil terhadapsinarlingkungan.





Pengangkatan bola matadilakukanapabila tumor telahmencapaiseluruh vitreous atauvisus 0, dilakukanuntukmencegah tumor bermetastasislebihjauh.



Dilakukanapabila tumor masihintraokuler, untukmencegahpertumbuhan tumor akanmempertahankanvisus.





3.      Gangguan rasa aman cemasberhubungandenganperubahan status kesehatan, adanya nyeri, dan kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan.
NO
INTERVENSI
RASIONAL
1




2






3



4







Kajitingkatansietas, derajatpengalamannyeri/timbulnyagejalatiba-tibadankondisipengetahuansaatitu.




Berikaninformasiakurandanjujur, diskusikandengankeluargabahwapengawasandanpengobatandapatmencegahkehilanganpengkihatantambahan.





Dorongpasienuntukmengakuidanmengekspresikanperasaan.



 Identifikasisumber/orang yang menolong.
Factor inimempengaruhipresepsipasienterhadapancamandiridanpotensiansietas.


Menurunkanansietassehubungandenganketidaktahuan/harapan yang akan dating danmemberikandasarfaktauntukmembuatpilihaninformasitentangpengobatan.




Memberikankesempatankepadapasienmenerimasituasinyata, mengklarifikasisalahkonsepsidanpemecahanmasalah.


Memberikankeyakinanbahwapasientidaksendiridalammenghadapimasalah.

4.      Resiko tinggi terhadap cideraberhubungandengan  keterbatasan  lapangpandang.
NO
INTERVENSI
RASIONAL
1


2



3




4
Orientasikanpasienterhadaplingkungan, staf, dan oranglain yang ada di areanya

Anjurkankeluargamemberikanmainan yang aman(tidakpecah) danpertahankanpagartempattidur

Arahkansemuaalatmainan yang dibutuhkanklienpadatempatsentralpandanganklien, danmudahuntukdijangkau.


Kol :pemberiananalgesic,cth, acethaminophen(tyenol), empirin, dengankodein.
Memberipeningkatankenyamanan, memudahkanadaptasiterhadaplingkunagannyadanmengetahuitempatuntukmemintabantuanpadasaatmembutuhkan.

Menurunkanresikomemecahkanmainandanjatuhdaritempattidur.



Memfokuskanlapangpandangdanmencegahcederapadasaatberusahauntukmenjangkaumainan.




Digunakanuntukmengatasiketidaknyamanan ,meningkatkanistirahatdanmencegahgelisah.



5.      Kurangnya pengetahuan berhubungandengan  kurangnya informasi mengenai penyakitnya.
NO
INTERVENSI
RASIONAL
1

2

3


4
Beripenjelasantentangkondisi, pasien, prognosis, danpengobatannya.

Tekankanpentingnyaevaluasirutin.

Diskusikanpadakeluargatentangpentingnyamenghindari/mengurangisituasipencetus stress.

Ajarkan cara mengatas inyeri dengan teknik relaksasi, tertawa. Music. Dan sentuhan terapeutik.
Meningkatkanpemahamandanmeningkatkankerjasamadalampemberiantindakan. 

Pengawasanperiodikmenurunkanresikokomplikasiserius.

Stress dapatmenambahketeganganpadamatadanmemperburukkeadaannya.


Dapat mengurangi nyer iapabila nyeri pada klien timbul.


  
DAFTAR PUSTAKA


Istiqomah, Indriana N. (2004). Klien dengan Gangguan Penglihatanedisi 3.Jakarta : EGC
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar