Kamis, 24 Desember 2015

Muslimah, I am in love


(traveling terlelah yang kulalui)…  sebagai anak perempuan yang sejak kecil  sangat mengidolakan sosok R.A Kartini, sudah tentu saya termasuk dalam perempuan yang memperjuangkan kata emansipasi itu. “yang memperjuangkan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam hak mendapatkan pendidikan”, namun saya terkukung dalam cara pandang orang dengan contoh-contoh yang saya lihat kala itu. Saya terus melaju tanpa ragu, hingga pada usia 17 saya mencoba membaca cerita lengkap “habis gelap terbitlah terang”, pada saat itu saya sedikit tertegun, diam tak banyak berkomentar, ada yang saya dapat sehabis membaca buku tersebut. Memang  Tak nampak efek dari hasil membaca itu, langkah saya terhenti, saya masih tetap melaju. Tapi bukan berarti tak ada kalimat-kalimat yang membekas dalam ingatan saya. Hanya saja saya akan menyamakan dengan kalimat-kalimat yang lainnya dan mencoba berdialog dengan diri sendiri. Kurang lebih Tiga tahun sejak itu, kembali saya mendapat sebuah ingatan kecil dari jemari-jemari kecil dengan mata yang baru terbuka
“ Dengan waktu yang kau korbankan selama ini, apa akan kau habiskan dalam rutinitas seperti ini saja?”  kira-kira seperti itu mata itu bertanya.


Dengan pembelajaran-pembelajaran sejak madrasah hingga ke jenjang kuliah. Jika saya lanjutkan rutinitas itu jelas saya bukan akan nampak bodoh lagi tapi sepertinya memang mentok. Apa cita-cita saya menjadi seorang wanita karier?  Apa ini yang saya utarakan kepada bapaa waktu sebelum meninggalkan rumah? Bukan.
Masih dalam ruang itu saya buka buku kajian-kajian yang sempat saya tulis dalam waktu luang. Entah  rasanya saya  telah terlepas dari apa yang saya pegang teguh selama bertahun-tahun. Hingga kerinduan itu begitu besar, tapi tentu akan sulit jika tanpa perpindahan.


Sekembalinya dari perantauan saya seperti petasan yang jika ada yang berani menyulut sumbunya maka bisa jadi ia akan meledak. Kesalahan terletak pada diri saya dan hati saya, saya akui itu… inilah manusia dengan kekurangannya.
Sebagai seorang  dari bagian tenaga medis tentu saya sudah terbiasa menghadapi orang sakit, tapi untuk terhindar dari penyakit hati tentu perawatannya beda alur.
Sebelum meninggalkan kota sejuta kenangan itu saya berurai bahwa setelah disini maka saya akan melanjutkan untuk berproses, untuk mewujudkan apa yang telah saya cita-citakan dan tentu itu bukan tentang karier.


Perlahan dan pasti yaa saya jauh dari kata menyesal karena telah menghabiskan waktu saya Focus untuk pendidikan, sungguh masih banyak perempuan -perempuan bersemangat terus dan terus melanjutkan pendidikannya. Saya bangga menjadi bagian dari kalian wahai generasi kartini.

Semangat terus para perempuan…

walaupun untuk sementara saya akan berhenti dalam hal ini.

Waktu luang yang telah saya miliki saat ini akan saya temukan sosok kartini sesungguhnya, sosok perempuan yang telah membuat saya jatuh hati, yang saya rindukan. Yes she is muslimah, muslimah  I am in love. kenapa hingga saat ini saya melihat bahwa sosok ini  begitu meneduhkan, santun, terdidik dan berkarakter. Saya tau merekapun perempuan juga,  mereka bisa marah, memiliki keinginan yang sama, tapi semakin dipelajari hijabnya yang sederhana itu yang menahan dia untuk marah mengikuti hawa nafsunya, karena ia tau yang seperti itu tak indah jika nampak.


Perlahan saya mulai pembuktian, karena saya sejak dulu memiliki prinsip lebih baik terlambat, walaupun perlahan tapi sampai pada hasil terbaik menurut versinya. Tentu tujuannya bukan penampilan yang saya tata tapi hati. Mari kita lihat dari sudut pandang lain

Muslimah…

Bahwa hijabnya mampu menahan seorang muslimah  bertingkah nyeleneh. Menahan disini bukan berarti munafik, karena kata munafik yang sering terlontar itu datangnya bukan dari golongan mereka. Iya hijab disini juga bukan kudungan saja, karena 7 tahun saya ulurkan hingga menulis tulisan ini belum mampu membuat saya terkontrol. Bahkan bisa jadi masih tetap nampak sama dengan satu golongan, Ini benar saya rasakan. Masih ada rasa takut jika saya membedakan diri, dalam hal ini pikir saya maka saya akan terasing. Sempit jalan pikir saya jika demikian, sepanjang do’a selalu terselip ayat terahir dalam Al-Fatihah, saya ingin menabrak rasa takut ini. Sungguh saya tidak menemukan apa yang saya rindukan jika tetap terdiam atau menjauh dari posisi seharusnya. Hingga pada keputusan kedua ini, tidak mendapakan pertentangan yang terjadi seperti pada keputusan 7 tahun  lalu. saya tanggalkan celana jeans dari isi lemari setelah sekian lama tak saya tambah koleksinya, ini adalah trik untuk mengganti apa yang membuat saya lebih nyaman. 


Jika diibaratkan putri keong, saya bisa dikatakan keongnya. ketika sahabat saya sudah kemana, saya baru berani melangkah lagi.
Jadi benar lebih baik hati dulu daripada hijab, tapi ambil jalan tengah “hijab mampu, menjaga diri dan menata hati..”


Saya akui saya telah lelah melewati perjalanan yang bersangkutan dengan perempuan dan yang menyertainya. Namun kekuatan itu tumbuh ketika untuk yang kesekian saya melihat sosok ini.

MUSLIMAH DENGAN KESEDERHANAAN HIJABNYA.


Seperti kupu-kupu yang bermetamorfosis
Pernah menjadi ulat yang menjijikan                
Mengasingkan diri dari keramaian
Bersembunyi dalam wujud kepompong
Ia tau ahir dari proses ini akan menjadi apa
Seperti lebah menambah cantiknya bunga-bunga
Jilbabnya yang setengah tertutup khimar
Semakin nampak mempesona dengan senyum lepasnya
Semakin nampak anggun dengan tutur kata dan sopan santunnya
Ini dapat terpancar karena keimanannya
Entah sekuat apa, Namun saya yakin
kajian akan lebih menarik baginya untuk didatangi
itu yang menandakan diapun tak sepenuhnya sempurna
hanya saja dia selalu belajar menundukan hatinya
Langkahnya ke tempat bermaksiat akan terhambat karena busana yang ia kenakan
Lisannya akan terjaga karena malu jika kata-kata tidak baik keluar dari orang yang berpenampilan sepertinya
Hingga tingkah dan perbuatannya juga terkendali
Hatinya akan terus ia tata, walau ia kadang tak mengetahuinya jika sudah dihinggapi rasa-rasa yang kurang baik
Tapi saya percaya, ibadah yang selalu terpelihara akan mampu mengingatkannya akan hal tersebut tidak disukai oleh Rabbnya
Perlahan jilbab dan khimar akan menjadi hijab baginya.
Hijab yang mengendalikan diri dan hatinya.


TUNDUKAN HATINYA ATAS TIGA HAL

Jauh dilubuk hatinya yang terdalam ia tau dengan sangat tau bahwa harta tak akan selalu membuatnya tenang, tahta bukan yang harus ia arungi dan laki-laki ia  tak akan berkomentar apa-apa, selain yang telah diutamakan Rasulullah SAW jikapun ada yang selebihnya itu adalah bonus baginya.


Perlahan dan pasti . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar