(traveling
terlelah yang kulalui)… sebagai anak
perempuan yang sejak kecil sangat
mengidolakan sosok R.A Kartini, sudah tentu saya termasuk dalam perempuan yang
memperjuangkan kata emansipasi itu. “yang memperjuangkan kesetaraan laki-laki
dan perempuan dalam hak mendapatkan pendidikan”, namun saya terkukung dalam
cara pandang orang dengan contoh-contoh yang saya lihat kala itu. Saya terus
melaju tanpa ragu, hingga pada usia 17 saya mencoba membaca cerita lengkap
“habis gelap terbitlah terang”, pada saat itu saya sedikit tertegun, diam tak
banyak berkomentar, ada yang saya dapat sehabis membaca buku tersebut.
Memang Tak nampak efek dari hasil
membaca itu, langkah saya terhenti, saya masih tetap melaju. Tapi bukan berarti
tak ada kalimat-kalimat yang membekas dalam ingatan saya. Hanya saja saya akan
menyamakan dengan kalimat-kalimat yang lainnya dan mencoba berdialog dengan
diri sendiri. Kurang lebih Tiga tahun sejak itu, kembali saya mendapat sebuah
ingatan kecil dari jemari-jemari kecil dengan mata yang baru terbuka
“ Dengan
waktu yang kau korbankan selama ini, apa akan kau habiskan dalam rutinitas
seperti ini saja?” kira-kira seperti itu
mata itu bertanya.
Dengan pembelajaran-pembelajaran
sejak madrasah hingga ke jenjang kuliah. Jika saya lanjutkan rutinitas itu
jelas saya bukan akan nampak bodoh lagi tapi sepertinya memang mentok. Apa
cita-cita saya menjadi seorang wanita karier? Apa ini yang saya utarakan kepada bapaa waktu
sebelum meninggalkan rumah? Bukan.
Masih dalam
ruang itu saya buka buku kajian-kajian yang sempat saya tulis dalam waktu luang.
Entah rasanya saya telah terlepas dari apa yang saya pegang teguh
selama bertahun-tahun. Hingga kerinduan itu begitu besar, tapi tentu akan sulit
jika tanpa perpindahan.
Sekembalinya
dari perantauan saya seperti petasan yang jika ada yang berani menyulut
sumbunya maka bisa jadi ia akan meledak. Kesalahan terletak pada diri saya dan
hati saya, saya akui itu… inilah manusia dengan kekurangannya.
Sebagai
seorang dari bagian tenaga medis tentu
saya sudah terbiasa menghadapi orang sakit, tapi untuk terhindar dari penyakit
hati tentu perawatannya beda alur.
Sebelum
meninggalkan kota sejuta kenangan itu saya berurai bahwa setelah disini maka
saya akan melanjutkan untuk berproses, untuk mewujudkan apa yang telah saya
cita-citakan dan tentu itu bukan tentang karier.
Perlahan dan
pasti yaa saya jauh dari kata menyesal karena telah menghabiskan waktu saya
Focus untuk pendidikan, sungguh masih banyak perempuan -perempuan bersemangat
terus dan terus melanjutkan pendidikannya. Saya bangga menjadi bagian dari
kalian wahai generasi kartini.
Semangat
terus para perempuan…
walaupun
untuk sementara saya akan berhenti dalam hal ini.
Waktu luang
yang telah saya miliki saat ini akan saya temukan sosok kartini sesungguhnya,
sosok perempuan yang telah membuat saya jatuh hati, yang saya rindukan. Yes she
is muslimah, muslimah I am in love.
kenapa hingga saat ini saya melihat bahwa sosok ini begitu meneduhkan, santun, terdidik dan
berkarakter. Saya tau merekapun perempuan juga,
mereka bisa marah, memiliki keinginan yang sama, tapi semakin dipelajari
hijabnya yang sederhana itu yang menahan dia untuk marah mengikuti hawa
nafsunya, karena ia tau yang seperti itu tak indah jika nampak.
Perlahan saya
mulai pembuktian, karena saya sejak dulu memiliki prinsip lebih baik terlambat,
walaupun perlahan tapi sampai pada hasil terbaik menurut versinya. Tentu
tujuannya bukan penampilan yang saya tata tapi hati. Mari kita lihat dari sudut
pandang lain
Muslimah…
Bahwa hijabnya
mampu menahan seorang muslimah
bertingkah nyeleneh. Menahan disini bukan berarti munafik, karena kata
munafik yang sering terlontar itu datangnya bukan dari golongan mereka. Iya
hijab disini juga bukan kudungan saja, karena 7 tahun saya ulurkan hingga
menulis tulisan ini belum mampu membuat saya terkontrol. Bahkan bisa jadi masih
tetap nampak sama dengan satu golongan, Ini benar saya rasakan. Masih ada rasa
takut jika saya membedakan diri, dalam hal ini pikir saya maka saya akan
terasing. Sempit jalan pikir saya jika demikian, sepanjang do’a selalu terselip
ayat terahir dalam Al-Fatihah, saya ingin menabrak rasa takut ini. Sungguh saya
tidak menemukan apa yang saya rindukan jika tetap terdiam atau menjauh dari
posisi seharusnya. Hingga pada keputusan kedua ini, tidak mendapakan
pertentangan yang terjadi seperti pada keputusan 7 tahun lalu. saya tanggalkan celana jeans dari isi
lemari setelah sekian lama tak saya tambah koleksinya, ini adalah trik untuk
mengganti apa yang membuat saya lebih nyaman.
Jika diibaratkan putri keong,
saya bisa dikatakan keongnya. ketika sahabat saya sudah kemana, saya baru
berani melangkah lagi.
Jadi benar
lebih baik hati dulu daripada hijab, tapi ambil jalan tengah “hijab mampu,
menjaga diri dan menata hati..”
Saya akui
saya telah lelah melewati perjalanan yang bersangkutan dengan perempuan dan
yang menyertainya. Namun kekuatan itu tumbuh ketika untuk yang kesekian saya
melihat sosok ini.
MUSLIMAH
DENGAN KESEDERHANAAN HIJABNYA.
Seperti
kupu-kupu yang bermetamorfosis
Pernah
menjadi ulat yang menjijikan
Mengasingkan
diri dari keramaian
Bersembunyi
dalam wujud kepompong
Ia tau ahir
dari proses ini akan menjadi apa
Seperti lebah
menambah cantiknya bunga-bunga
Jilbabnya
yang setengah tertutup khimar
Semakin
nampak mempesona dengan senyum lepasnya
Semakin
nampak anggun dengan tutur kata dan sopan santunnya
Ini dapat
terpancar karena keimanannya
Entah sekuat
apa, Namun saya yakin
kajian akan
lebih menarik baginya untuk didatangi
itu yang
menandakan diapun tak sepenuhnya sempurna
hanya saja
dia selalu belajar menundukan hatinya
Langkahnya ke
tempat bermaksiat akan terhambat karena busana yang ia kenakan
Lisannya akan
terjaga karena malu jika kata-kata tidak baik keluar dari orang yang
berpenampilan sepertinya
Hingga
tingkah dan perbuatannya juga terkendali
Hatinya akan
terus ia tata, walau ia kadang tak mengetahuinya jika sudah dihinggapi
rasa-rasa yang kurang baik
Tapi saya
percaya, ibadah yang selalu terpelihara akan mampu mengingatkannya akan hal
tersebut tidak disukai oleh Rabbnya
Perlahan
jilbab dan khimar akan menjadi hijab baginya.
Hijab yang
mengendalikan diri dan hatinya.
TUNDUKAN
HATINYA ATAS TIGA HAL
Jauh dilubuk
hatinya yang terdalam ia tau dengan sangat tau bahwa harta tak akan selalu
membuatnya tenang, tahta bukan yang harus ia arungi dan laki-laki ia tak akan berkomentar apa-apa, selain yang
telah diutamakan Rasulullah SAW jikapun ada yang selebihnya itu adalah bonus
baginya.
Perlahan dan
pasti . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar