Senin, 13 Mei 2013

Sikecil yang berarti

“Nak, dulu bapak seorang yang selalu beraktivitas ditengah terik matahari. Yaa.. bapak bekerja tanpa dasi apalagi ada tanda pangkat dalam diri baik dipapan nama maupun gelar dibelakang nama. Pada pagi hari bapak siapkan air dan sedikit nasi, dengan semangat bapak langkahkan kaki karena malam harinya hujan turun lagi. Pasti perairan sudah mengalir dan tanahnya sudah gembur untuk bertempur dengan si besi tipis atau kaki bapak ini. Nak, kaki bapak ini entah sudah berapa ribu langkah mengitari tanah becek itu. Belum lagi rasa gatal yang sudah tidak dirasa lagi, bagaimana tidak? Binatang peliharaan kampung sebelah ikut juga main becek-becekan bersama bapak, tapi dia juga yang turut membantu meringankan kerjaan bapak waktu itu. Dipertengahan hari setelah menghabiskan bekal, bapak teringat akan bibit yang telah bapak semaikan kurang lebih dua minggu yang lalu. Perasaan bapak sangat bahagia melihat bibit itu sudah tampak hampir menghijau semua, semakin meninggi dan semakin meninggi. Esok harinya tanah gembur kemarin telah menjadi lumpur yang lembut. Terimakasih ya Allah karena si hitam, karena air hujan, karena-Mu pekerjaanku selesai pada tahap itu..AlhamdulillahTak lupa bapak ucapkan itu nak.                                           

Disore hari bapak bersihkan lahan itu dari sisa rumput-rumput yang terlewat kemarin. Lalu bapak ambil penggaris untuk membuat kolom dan garis kecil-kecil. Ah seandainya lahannya sebesar halaman buku tentu penggarisnya pun cukup hanya 30 cm panjangnya. Tapi penggaris yang bapak gunakan waktu itu tentu lebih besar. Nak, bapak bercerita bukan tentang bapak, bukan karena bapak mengeluh atau merasa kecewa. Tapi, tentang arti dalam proses si keci ini (bibit-padi-beras-nasi) jika bibit yang baru ditanam, bapak yakin orangtuamu akan selalu menjagamu dan memperhatikanmu, memberikan kasih sayang yang penuh untukmu. (terhenti sejenak)………….. “Nak, ini sepenggal cerita bapak untukmu.Buang rasa lelahmu nak, itu hanya sementara. Semangat Anakku”

Dan ada keindahan ketika bapak memindahkan bibit yang sudah siap untuk dipindahkan pada setiap sudut kotak-kotak diladang bapak itu, tertata rapih dan teratur. Ada harapan besar bapak  pada bibit itu, harapannya……………..sambil menunggu mereka (bibit-bibit itu)  tumbuh tinggi, bapak tak pernah absen untuk memberikan pupuk sesuai waktu dan jenisnya. Semakin meninggi dan semakin meninggi, masih saja ada rumput-rumput dan serangga yang menempel disekitarnya bahkan padanya. Bapak takut rumput itu mengganggu pertumbuhannya. Bapak takut mereka akan tampak berbeda dengan yang lainnya, akan tetapi selain itu ada yang lebih bapak takutkan selain dari rumput-rumput itu yang bisa bapak singkirkan dengan tangan bapak ini. Ketakutan akan harapan bapak yang bertolak belakang, ketika mereka padi-padi bapak mulai berbuah, bapak takut dengan buah-buah mereka semakin banyak dan  sedikit menguning, justru padi-padi bapak itu tidak merunduk, mereka malah terus mengikuti pertumbuhan batang yaitu berdiri keatas.Entah apa yang harus bapak lakukan pada tahap ini, jika seperti ini?bapak telah melakukan penyemaian, pengarapan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan dengan harapan dapat memanen dengan hasil yang baik, bukan hanya untuk bapak nak.jika sudah dipanen semoga padi-padi itu bisa sampai pada tahap menjadi beras hingga menjadi nasi, dan sampai pada perut-perut manusia, yang tidak berahir di tempat sampah karena hal ini pun kemungkinan bisa terjadi. Benar tidak nak?
bukan tentang  kaki bapak yang gatal, rumput-rumput atau serangga yang menjengkelkan, padi bapak yang takut tidak merunduk, ataupun nasi yang berahir di tempat sampah.
Jika kamu si kecil itu nak, sudah pada tahap mana engkau anakkujika engkau sedang tumbuh dan menghijau diladang, orangtuamu pasti juga akan terus menjaga, memperhatikan, memberikan kasih sayang yang penuh untukmu.Jika sebentar lagi engkau akan berbuah, ingatlah nak merunduklah…karena itu harapan bapak, merunduk atau menengadahnya padi, semua orangpun tau yang mana yang berisi.jika sudah menjadi beras, jadilah  beras yang berkualitas, yang tidak ditemani ribuan kutu karena engkau sama seperti orang kebanyakan, tertimbun didalam tempat-tempatmu,. Padahal jika kau lihat diluar tempatmu ada banyak orang yang memungut ceceranmu, ada yang harus menukarmu dengan waktunya setengah hari, selalu begitu dan begitu.jika  engkau anakku sudah pada tahap menjadi nasi bapak berdo’a untukmu selalu agar engkau menyapa perut-perut manusia, bukan hanya untuk mereka yang berdasi, atau mereka yang memiliki gelar diri. Tapi untuk mereka juga yang  tidak jauh nasibnya dengan bapak, sapalah nak.kalaupun engkau terjatuh tanpa ketersengajaan, semoga engkau menyapa perut yang akan menemanimu dipiring. Sehingga engkau tetap menyapa perut-perut manusia walau prosesnya lama.
bersabarlah nak, karena inilah jalannya, inilah hidup, perlu proses untuk sampai pada tujuan kita mungkin seperti harapan bapak.
Tidak selalu mulus, ada saja kan?
Anakku.”Bapak pikir, bapak-bapak disanapun tak jauh dengan harapan bapak, mungkin hanya berbeda sedikit, mungkin.  
Sungguh bapak tidak lelah, buktinya bapak tak pernah kehabisan keringat.Sungguh bapak bisa mengeluarkan keringat dari mata bapak ini, jika engkau sudah mampu menyapa perut-perut itu nak, Hah….kenapa, bukan keringat? Hehe mungkin keringat selalu mendominasi air yang ada pada bapak tiap harinya tanpa jeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar