Mungkin aku dulu juga berpikirnya sama. Ah cuman dijadikan sasaran market, saya yang cape situ yang enak dan tambah kaya. Eits ternyata itu pikiran gak selalu bener, suudzon (berprasangka baik) lah terhadap orang lain.
Adakalanya orang mau berbagi, emang gak selalu diikuti dengan bentuk angka atau rupiah. Tapi berdasarkan historis (sejarah) ; sama rasa, sama-sama pernah ngalamin dan sama karena satu tujuan ingin merdeka dari segala bentuk ngehambur-hamburin waktu, tenaga dan pengeluaran.
Lelah itu bukan selalu karena kerja full selama 24 jam nonstop. Lelah itu bisa saja karena siklus yang gitu-gitu aja tanpa perubahan, bisa karena bergerak yang sangat sering tanpa disadari, dan waww sadar gak sih kita terkadang tidak memanfaatkan fasilitas yang ada. Tidak menggubris tawaran rekan, ahh paling keuntungannya buat dia.. yah bisa aja sih gk bersih 0%..tapi 99% dia "belajar". Belajar menulis, mempromosikan, membaca situasi dan kondisi serta mengambil manfaat dari tawaran yang ada.
Bukan hanya sekedar angka yang jadi tujuan. Tapi bergerak beriringan dengan waktu, jika ada tawaran untuk mengurangi resiko, menyiapkan payung sebelum hujan atau pelampung sebelum banjir datang, mengelola dan berhemat saran saya sih rasional. Tegas bahwa ini kebutuhan, jangan malu untuk ambil start, awali saja dari detik ini juga agar tidak tertinggal, lepas atribut gengsi, open mindset berprasangkalah yang baik terhadap oranglain.
Kita punya waktu yang setiap harinya berkurang, sesuatu yang harus diresapi, diimani, disyukuri dan dijalani. Bukan untuk bersantai dan menjadi orang yang tertinggal. Jika orang sudah bergerak cepat, mengambil waktu luang untuk istirahat, kumpul bersama keluarga dan beribadah. Kamu masih sibuk berkeliaran diluar yang sebetulnya orang lain sudah selesaikan dengan tenaga oranglain atau varian aplikasi.
Seperti mengantarkan barang cukup dititipkan, memberi uang dikirimkan, memberikan hadiah dititipkan, baik dengan jasa atau via mesin.
Kitanya bisa fokus bekerja, istirahat, bersama keluarga dan beribadah lebih banyak. Tanpa harus banyak menghabiskan waktu untuk pergi-pergi keluar, menerjang hujan, berjalan dibawah terik matahari. Jika ada yang dapat mempermudah dan rasional kenapa tidak.
Solusi hadir bukan hanya dari pemikiran sesaat dan pendek. Tapi hasil dari pengalaman kebanyakan orang, pemikiran panjang, apa manfaatnya jika disarankan untuk dijalankan.
Solusi hadir dari pemikiran orang-orang yang peduli atas permasalan orang lain dan solusi hadir untuk perubahan juga untuk kemudahan ke depan.
Seperti orangtua yang memotivasi anaknya untuk sekolah dan memilih sekolah yang terbaik menurut mereka. Tentu karena ingin anaknya lebih maju, anaknya berilmu dan memiliki kemudahan dalam menjalani kehidupan dimasa mendatang..
Begitupun orang yang hadir membawa solusi, hadir karena ingin berbagi bukan hanya sekedar untuk rupiah atau merasa diri lebih dari oranglain tentunya. Yuk mengarah ke sana berpikir positif terhadap apapun yang menyapa kita baik dengan senyuman maupun datang dengan muka rasa cuka.
Hhaaa....
Kita percaya bahwa rezeki setiap orang berbeda-beda tidak akan tertukar, semisal market yang berdampingan tentu memiliki pelanggan masing-masing hingga keduanya tetap gelar tikar karena rezeki meraka jelas tak tertukar.
Yaps saling mendukung, saling berbagi agar kita sehat sejahtera. Semisal kita membayar iuran perbulan untuk berjaga-jaga jikalau kita sakit terus sampai hari ini kita masih diberikan kesehatan kenapa harus diperbincangkan niatkan yang baik dan berdoa yang terbaik untuk kesehatan kita jika kita tidak pernah mengenal kata sakit. Semoga jadi amal ibadah kita menolong oranglain yang sangat-sangat butuh biaya pengobatan.. waallahualam bisowab...saya hanya manusia yang sering hilap, dan banyak tidak taunya.
Semoga dalam setiap harinya bisa mengambil pelajaran, semakin banyak bersyukur atas nikmat iman, selalu diberikan kesehatan, semangat tetap terjaga, terus bergeser berubah kearah yang lebih baik, senantiasa merasa kerontang akan ilmu dan pengetahuan, merunduk dan merasa sejajar dengan sesama manusia ( tapi kalau 155 cm sama 173 cm sudah pasti gak sejajar, tinggi badannya maksudnya gaes) berpikir postif terhadap oranglain serta selalu berada dilingkungan orang-orang yang penuh dengan kasih sayang. 😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar