Rabu, 18 Desember 2013

Sahabat dalam asa, sahabat dalam iman, sahabat dalam cinta


Sahabat dalam asa, sahabat dalam iman, sahabat dalam cinta
Bukan hanya satu atau dua, berpuluh2 sekaligus mereka hadir bahkan dalam hari yang sama.
Hanya detik yang membedakan waktu kita dalam awal bertegur sapa.
ya perkenalan, bahkan aku tidak ingat semua.
Tidak ingat semua bagaimana aku dan mereka saling menyebutkan nama atau hanya sekedar melemparkan senyuman entahlah ingatanku sudah mulai menurun mungkin kebiasaan,  karena tersuggesti dari beberapa diantara mereka yg punya keunikan ini, seperti lupa nama teman, lupa nama guru aduh gimana kali.. dan setiap masa selalu ada mereka yang seperti ini..coba kalau lupa uang jajan, lumayan tuh orangtua mereka bisa irit setidaknya pas mereka terjangkit kata yang namanya lupa.
Mereka memang datang silih berganti tapi tak pernah terganti. Mengarungi asa tanpa gundah, melewati jalan yang begitu panjang dan berliku.. adakah diantara kalian yang sudah merasa lelah???  ah sebenarnya itu hanya iklan belaka.. buktinya berdiri lagi dan melanjutkan perjalanan.

perjalanan,
sahabat ingatkah perjalanan itu,  awalnya kita merasa jalan yang akan kita lalui begitu jauh dan membuat kita enggan untuk melangkahkan kaki. Tapi entahlah ahirnya kita mencoba melangkahkan kaki ini, satu, dua, tiga langkah..
terus melangkah
berjalan..
sesekali bahkan kita sudah mampu berlari,
mengurangi kecepatan.. berhenti ..kenapa?
ada tanjakan, malas ??
tapi bukankah tetap dilalui juga??
Yah itulah kita. 
Kita terkadang sulit menghadapi diri kita  sendiri,
yah pikiran kita.
“aku malu, aku gk berani, takut,..
ih males, yah aku kayanya gak bisa deh..”
hmm ini juga penyakit..penyakit yang berhubungan dengan penggapaian asa ..(sama sekali gak ada di diagnose keperawatan)

asa yang tinggi yang tak begitu pasti karena masa dapat merubahnya, dulu sempat aku bermimpi ingin menjadi seorang guru berpakaian rapih, terlihat pintar dan bersahaja, hmm…mimpi itu berubah karena aku menyukai mata kuliah biologi, TING berubah ingin jadi dokter setiap kerja memakai jas warna putih itu, senang rasanya bisa mengobati orang, Hiattt GURAK ternyata harus melewati proses yang begitu rumit dan lama tapi entahlah aku tak tau sebenarnya bagaimana melewati gerbang untuk masuk keranah itu. Eng ing eng…kulihat di KTM ku sekarang aku adalah seorang mahasiswa keperawatan sama seragamnya putih juga, tapi ga semuanya putih kawan..(itu citaku setelah selesai membaca lembar-lembar hidup ini, mudah-mudahan episodenya masih panjang). Yah setelah bergulat pikiran, pengen pake seragam lis biru apa orange, haha entahlah bahkan jujur hanya saat-saat tertentu saja aku merasa sebagai seorang mahasiswa, selainnya aku masih terseok-seok terbawa ke masa putih abu,atau biru bahkan ini sedikit agak aneh aku seakan ada disebuah toko baju dengan segala pernak-pernik yang menyertainya, karena bisa saja buku diktat dimejaku berubah jadi sebuah katalog. haha sebenarnya aku ada dimana?? Entahlah karena walaupun sekarang aku ada dijurusanku ini tapi harapanku tentang profesi sudah berubah lagi. Bagaimana dengan kalian sahabat??
catatan :
“Asa itu tidak pernah mengenal titik, selama masih ada lorong waktu bagi  yang terus mau mendekapnya”
dalam perjalanan ini, banyak sekali hadiah yang Allah hadirkan untukku. Yah kalian sahabat yang membuat aku berani bermimpi, kalian yang menemani lalu menyemangatiku dalam mewujudkannya.

Hai sahabat asa sudah dimanakah posisi kalian saat ini?? Berapa banyak lembar-lembar kertas yang sudah kalian isi dengan catatan2 itu?? Jangan pernah lelah yah karena ada nikmat ilmu yang kalian dapati dalam perjalanan  pencapaiannya “karena intinya ilmulah yang kita cari”, ingatlah ketika kalian merasa jenuh dengan rutinitas yang namanya belajar, sahabat ingatkan aku juga tentang ini.


Bagi sahabatku yang pencapaian asanya bukan melalui mengisi lembar-lembaran kertas dengan catatan, kalian lebih istimewa bagiku karena kalian lebih berani mencari ilmu di dunia nyata, tidak seperti kami yang masih mengikuti program.  kalian tak terikat waktu untuk mencari ilmu yang lebih nyata, yah “pengalaman sahabat”..jangan pernah berkata bahwa kita tak sejalan lagi, hai bukankah yang kita tuju sama, titik itu?? Ingatkah kalian kita pernah berada ditempat yang sama tanpa perbedaan, kita merah, kita biru dan kita abu. Apa yang membedakan kita, aku pikir hanyalah cara, cara kita menuju titik itu..
ayolah, sapalah aku sahabat asa..dimana kalian?? Aku juga akan, kalau bisa sebelum kalian. Bukankah lebih indah pelangi daripada langit, lebih berwarna dan lebih menarik dipandang walau jarang muncul..
ah sebenarnya kalian yang mencuri start dariku, tidakkah kalian ingin berbagi pengalaman itu?.
jujur aku belum siap, tapi rindu dalam rutinitas seperti kalian, karena ada asa-asa yang mungkin bisa diwujudkan  pada masa yang kalian jalani sekarang.. aku ingin mewujudkannya tanpa harus menambah telur di jidat pohon apelku.
kapan kita bisa berbincang-bincang lagi, besok? Via apa? Jam berapa? Ingin berapa menit? 10 menit saja bagaimana?  Oh terlalu lama. 5 menit juga tak apa, bisa?.
catatan:
“bukan kita yang sudah berbeda, hanya cara kita yang tidak sama dalam mencapai titik itu”
semoga Allah terus memeluk mimpi-mimpi kita (amiin)..
SEMANGAT !!!
…………………………………
???? mengenai judul diatas, bukan tidak singkron tapi kalian adalah ketiganya,
Dalam pencapaian asa,  bersama kalian kureguk iman dan ku sapa cinta sehingga semuanya terasa begitu bermakna..

Jumat, 13 Desember 2013

Surat Untukmu Nak, “Engkau Adalah Harapan

Oleh Hanif Sang Pemberontak Suci

Untuk calon anakku yang belum tahu dari rahim wanita mana engkau akan lahir dan melihat dunia, nak kutulis surat ini kepadamu agar engkau tahu bahwa aku juga seperti calon ibumu yang mungkin juga merindukan kehadiranmu, insya Allah.
Nak, besar harapan ayahmu ini kepadamu, agar kelak bila engkau hadir di dunia mampu mengetarkan istana kesyirikan dan tiran yang telah menindas Umat Islam, di manapun mereka berada. Melawan mereka dengan teman atau sendirian, walau engkau harus menebus itu semua dengan kematian.
Nak, walau nantinya ayahmu ini tidak mampu memberikan kasih-sayang seperti ibumu berikan, tapi yakinlah semua yang ayah lakukan adalah agar engkau mendapatkan yang terbaik, agar engkau menjadi manusia seutuhnya.
Nak bila engkau telah hadir di dunia, ayah ingin mengatakan kepadamu seperti Luqman Hakim menasehati anaknya yang di abadikan oleh Allah SWT dalam kalamNya yang suci. Ku tulis lagi nak kata-kata Luqman kepada anaknya agar engkau bisa mengambil pelajaran darinya, agar engkau meneladani mereka yang namanya telah melambung tinggi ke langit dan mengharumkan diri dengan keteladanan.
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah). Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar’.”
(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui’.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Nak, mungkin kata-kata di atas yang dapat ayahmu berikan kepadamu, karena ayahmu ini tidak punya dunia dan tahta untuk diwariskan kepadamu kelak, namun ayah yakin bila engkau meneladani perkataan Luqman Hakim kepada anaknya, semua bangsa-bangsa akan tunduk di bawah kakimu dan dunia dalam gengaman tanganmu, tapi ayah berharap bukan itu tujuan hidupmu, ada tujuan yang lebih mulia daripada kenikmatan dunia yaitu kampung surga yang kekal abadi dan bertetangga bersama Rasulmu kelak di sana.
Itu saja nak harapan ayah kepadamu, mungkin terlalu berlebihan dan berat bagimu, tapi ayah yakin setiap manusia pasti berproses dalam menuju kesempurnaan walau harus mengorbankan semua yang dimiliki dan dicintai, dan ayah yakin engkau bisa melaluinya bila ikhlas hanya mengharap wajahNya yang mulia.
Mungkin untuk hal-hal yang lain ibumu lebih tahu daripada ayahmu ini, karena bagaimanapun jua, ayah tidak bisa setiap waktu ada di sampingmu dan menemani dalam melewati hari-harimu di dunia, ada yang membuat ayah akan selalu di luar rumah hingga intensitas pertemuan kita mungkin tak sebesar engkau bersama ibumu.
Satu lagi nak, bila suatu saat ada sesuatu terjadi pada ayah, engkau harus tabah, jaga ibumu dengan baik, taati dia dan jangan buat dia bersedih. Dan bila ayah tidak kembali ke rumah untuk selamanya itu bukan karena ayah tidak hirau dengan ibumu dan engkau tapi ini adalah panggilan yang ayah sudah berjanji bila masa itu telah tiba tidak akan menunda walau sedetikpun dalam menyambutnya.
Semoga pertemuan kita dipercepat oleh Allah SWT, agar Rasulullah SAW membanggakan ayah kelak karena punya banyak keturunan yang patuh dengan sunnahnya tanpa ada pertanyaan dan bantahan.
Dan surat yang amat sangat sederhana ini ayah tulis untukmu agar kelak bila engkau membacanya agar tahu betapa ayah sangat mencintaimu dan banyak berharap kepadamu.
Dari ayahmu yang sangat ingin melihat engkau kelak menjadi pejuang yang tegar di jalan tauhid dan jihad.


Hanif Abdullah
Redaktur Majalah Online
ansharullah.com

Selasa, 03 Desember 2013

Yang bermetamorfosis…

Lama gadis kecil memperhatikan sesuatu, entah apa yang ia perhatikan, bibirnya melebar memperlihatkan sedikit giginya bersamaan dengan bahunya yang mengangkat dan kepalanya yang bergetar. “ihhh..” ucapnya.  Seorang wanita cantik menghampirinya, wanita itu nampak anggun dan lembut ditambah dengan balutan jilbab dan kerudung yang menjuntai sepinggang menutupi lekuk tubuhnya. Ia kemudian tersenyum melihat apa yang dilihat gadis kecilnya itu.
seekor ulat sedang merayap diatas rumput hijau, lalu ia rengkuh tubuh anaknya yang mungil  itu yang masih nampak merasa jijik sambil berucap “sayang, ada banyak pelajaran  dari binatang  yang menjijikan itu”. Jelas anaknya tidak mengerti apa yang ibunya katakan.
Tapi kita semua tentu paham apa yang dimaksudkan wanita itu…
telur_ulat_kepompong_kupu-kupu
Ada yang menarik…
Ada yang menggugah..
Yang bisa membuat orang berdecak kagum dan berucap subhanallah.
Ulat yang menjijikan berubah menjadi sekor kupu-kupu yang terbang nan indah dipandang apalagi ketika mengitari bunga-bunga. Sekali lagi subhanallah….
Semuanya ada proses sayang, jika kita sekarang kurang baik dipandang orang, berproseslah. Tidakkah engkau ingin seperti itu, matapun sejuk jika memandangnya sebelum mulut berucap.
Disini ada pelajaran, lewat seekor ulat digambarkan..
Butuh waktu, butuh kesabaran,
Kupu-kupu tidak berharap  ada yang membantunya ketika ia ingin melepaskan diri dari kantung kepompongnya, karena akan lebih baik ia dapat melewatinya sendiri, ia pasti memiliki motivasi. Kenapa? Karena setelah itu ia akan terbang bebas menambah indahnya pemandangan dunia, menghinggapi bunga-bunga yang harum baunya. Bukan untuk lumpuh  tak dapat terbang karena ia dimudahkan dalam perjuanganya. Karena jika memudahkannya, bisa saja tanpa sadar niat kita membantu kupu-kupu itu untuk segera keluar dari kantong kepompongnya  membuatnya tak dapat terbang.
Proses itu harus dilewati. Begitupun dengan hidup, yu kita tarik napas dalam sejenak, ups…jangan lupa keluarin perlahan dari mulut. Perjuangan dalam berproses  itu memang dibutuhkan.  Jika banyak rintangan bin halangan terus menghadang, hadapilah.
“Tapi saya gak kuat lagi, rintangannya seperti beban yang begitu berat dikepala, lalu pindah kepundak dan jatuh dihadapan saya, menutupi jalan saya untuk melangkah , tak ada celah lagi…”
Dorong !!!
kalau perlu ingatlah siapa yang membuat kita bersemangat, memperhatikan kita berproses.
Ada???
Udah ada semangat??? Minta semangat itu mendorong kita dari belakang. Hancurkan rintangan itu.
Sulit?? Bersabarlah.
Sabar itu ada batasnya. Jika ada batasnya saya pernah mendengar itu bukan sabar berarti. Wawllahualam…
SEMANGAT !!!
Ada janjinya ko. Satu diantaranya “setelah kesulitan itu ada kemudahan…”
Yang diulang hingga dua kali.