Chi baca ini di artikel kesehatan....dibaca ya ....^_^
Berikut ini merupakan 4 penyakit pada mata yang paling sering terjadi akibat pajanan sinar matahari:
• Pinguekula dan Pterigium merupakan tonjolan submukosa konjungtiva yang timbul akibat kerusakan oleh sinar matahari (actinic damage); kedua lesi ini terjadi di daerah konjungtiva yang terpajan sinar matahari (misalnya fisura interpalpebra). Pterigium merupakan pertumbuhan mukosa konjungtiva dan jaringan ikat fibrovaskular yang berasal dari dalam limbus dan bermigrasi ke kornea. Pterigium biasanya tidak mengganggu penglihatan; tindakan reseksi dilakukan atas indikasi iritasi atau alasan kosmetik; namun, dapat terjadi keganasan yang bersifat occult. Pinguekula tidak menginvasi kornea kendati dapat mengganggu penyebaran selaput tipis air mata dan mengakibatkan dehidrasi setempat dengan terbentuknya lekukan pada permukaan kornea (dellen); keadaan ini dapat meradang akibat respon granulomatosa terhadap jaringan kolagen yang rusak oleh sinar matahari.
• Karsinoma sel skuamosa. Neoplasma cenderung terjadi pada limbus dan keadaan ini agaknya berhubungan dengan pajanan sinar matahari. Karsinoma sel skuamosa memiliki korelasi dengan human papillomavirus tipe 16 dan 18; neoplasma ini cenderung mengikuti perjalanan penyakit yang indolen. Pada hakikatnya, karsinoma mukoepidermoid merupakan tumor yang lebih agresif.
• Nevus konjungtiva sering dijumpai dan secara khas bersifat jinak; tumor ini jarang menyerang kornea atau muncul pada forniks. Inflamasi kronik dengan sel-sel eosinofil dapat terjadi pada usia remaja (inflamed juvenile nevus).
• Melanoma konjungtiva terjadi secara unilateral dan secara khas mengenai orang dengan kulit yang cerah dan berusia pertengahan. Sebagian besar tumor ini timbul melalui fase intraepitel yang disebut melanosis ahuisita primer dengan atipia: keadaan ini secara kasar dapat dianalogikan dengan melanoma in situ. Melanoma konjungtiva akan terjadi pada 50% hingga 90% lesi ini dan pertama-tama bermetastasis ke dalam kelenjar parotis atau kelenjar getah bening submandibularis dengan angka mortalitas sebesar 25%. Penanganan yang terbaik adalah melakukan ekstirpasi lesi prekursor.
Diawali dari sebuah titik, lalu ku tuju satu titik lagi, dan tak pernah ku palingkan pandangan pada satu titik itu. Aku hadapi dengan senyuman titik-titik berwarna yang terus kubuat dalam perjalanan menuju titik itu, kubiarkan ia menjadi pewarna, atau pengantarku menuju titik itu. karena dari titik awal hingga titik yang kutuju kan ku coba ku tarik garis lurus antarnya.
Jumat, 11 Maret 2011
Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kulit
Lapisan kulit manusia bersusun seperti lapisan kue lapis. Lapisan paling luar disebut kulit ari, di dalam terdapat lapisan jangat dan lapisan lemak. Pada kulit ari terdapat sel yang berguna untuk pergantian kulit dan sel melanosit pembentuk pigmen eumelanin di dalamnya terdapat melanosom tempat terjadinya melanisasi pembentukan pigmen eumelanin. Seperti telah diuraikan di atas, fungsi eumelanin adalah sebagai pelindung kulit dari sengatan matahari, selain untuk mewarnai kulit. Orang yang berkulit hitam, sel melanosit-nya lebih banyak dibandingkan dengan orang berkulit putih, sehingga lebih tahan terhadap sengatan cahaya matahari. Sebaliknya, orang berkulit putih, pajanan/paparan sinar matahari mudah menembus lapisan kulit ari, mudah terbakar, dan terkena kanker kulit.
Kekuatan sinar matahari tergantung dari jenis ultra violet (UV) yang terkandung.
Jenis sinar UV terdiri atas sinar ultra violet A (UVA), sinar ultra violet B (UVB), dan visible light. Sinar UVB dengan panjang gelombang pendek, disaring oleh lapisan ozon sehingga mencapai atmosfer bumi dengan kadar yang cukup tinggi dan menyebabkan pemaparan pada kulit ari dengan gejala terbakar (sunburn) atau kecoklatan (sutan). Sementara itu, sinar UVA memiliki energi yang lebih rendah, tetapi mampu menembus lapisan lemak pada kulit. UVA inilah yang bertanggung jawab terhadap kerusakan kolagen dan jaringan elastin, yakni zat yang membuat kulit menjadi kuat dan kenyal.
Apa yang harus dilakukan untuk menangkal sinar matahari? Pertama, para ahli Zat SPF adalah kemampuan sebuah tabir surya untuk menurunkan jumlah sinar UV yang mencapai kulit. Jika pada tabir surya terdapat SPF 15, berarti kulit akan terbakar selama 15 x 20 menit = 300 menit. Dua puluh menit itu merupakan batas toleransi kulit dan sengatan UV. Tabir surya yang beredar dan SPF 2 sampai SPF 34.
menganjurkan selalu menggunakan tabir surya jika terpapar cahaya matahari. Tabir surya ada bermacam-macam jenisnya. Ada yang berbentuk krim, cairan, gel, atau busa. Terbaik adalah tabir surya yang mengandung SPF dan sesuai dengan jenis kulit kita.
menganjurkan selalu menggunakan tabir surya jika terpapar cahaya matahari. Tabir surya ada bermacam-macam jenisnya. Ada yang berbentuk krim, cairan, gel, atau busa. Terbaik adalah tabir surya yang mengandung SPF dan sesuai dengan jenis kulit kita.
Dalam memilih tabir surya juga harus diperhatikan jenis kulit. Apakah kondisi kulit berminyak dan berjerawat? Jika ya, pilihlah tabir surya yang bebas minyak atau non-komedogenik. Tabir surya kimiawi mengandung bahan aktif golongan PABA (para amino benzoin), non-PABA, dan kombinasi. Golongan PABA menghalangi atau memblokir UVA (yang membuat kelainan pigmentasi), sedangkan pemblokiran terhadap UVB (sinar yang menyebabkan kulit terbakar) bersifat lemah. Tabir surya kombinasi mengandung lebih dan satu bahan aktif dan melindungi kulit dan UVA dan UVB. Dengan mengetahui bermacam-macam tabir surya, rasanya tak ada lagi yang perlu dikhawtirkan akibat yang terjadi karena paparan matahari.
Pustaka
Merawat Kulit & Wajah Oleh dr. Maria Dwikarya, DSKK
Merawat Kulit & Wajah Oleh dr. Maria Dwikarya, DSKK
Langganan:
Postingan (Atom)